Selasa, 13 November 2012


Nama                   : khaerunnisa
Kelas           : 1EB11
NPM           : 24212068

Opini Hoka-Hoka Bento

Hoka-hoka bento adalah restoran  yang berasal dari jepang. Adapun menu-menu makanan dari jepang seperti teriyaki, yakiniku, burakkupeppa (makanan yang berasal dari daging),  gorengan katsu, ekado dan makanan spesial lainya yang tersaji di hoka-hoka bento. Hoka-hoka bento ini adalah salah satu menu favorit buat makan, tidak kalah dengan kfc, pizza hut. hoka-hoka bento udah terkenal di berbagai kalangan, mungkin orang-orang hampir setiap hari mengunjungi tempat makan hoka-hoka bento yang pasti pelanggannya semakin banyak, apalagi kalau lagi puasa bulan ramadhan tahun lalu, berbagai kalangan terutama anak muda yang lebih menyukai buka puasa dengan menu yang ada di hoka-hoka bento. Semakin pesatnya bisnis hoka-hoka bento konsumennya semakin banyak sehingga menjadi pusat perhatian.
Sekarang hoka-hoka bento (hokben) ini mejadi suatu tempat buat menghilangkan rasa lapar dengan aroma masakan jepang yang bisa kita jumpai di wilayah indonesia, tapi menurut  saya sendiri hoka-hoka bento ini kurang memperhatikan konsumennya sendiri yang hingga kini semakin banyak yang seharusnya pelayanannnya juga bisa untuk meramahkan pengunjung (konsumen) hokben tersebut yaitu pada pelayanan tempat registrasi pada saat ini menurut saya ditambahi bagian pelayanan konsumen agar terlihat nyaman dan tertib, apalagi setiap konsumen melonjak saat bulan ramadhan begitu banyak konsumennya dibanding  dengan hari-hari biasa tapi pelayanan registrasi kurang begitu tertib seperti halnya pada KFC, MC DONALD dan yang lainnya, jadi akan lebih menarik perhatian apabila bisnis HOKA-HOKA BENTO ini dapat melayani konsumennya secara tertib, sekian opini saya mengenai hokben semoga tambah sukses selalu.

Kamis, 01 November 2012

Hoka Hoka Bento atau kadang disingkat Hokben adalah jaringan restoran waralaba makanan cepat saji yang menyajikan makanan Jepang yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Hingga kini, Hoka Hoka Bento memiliki 141 gerai yang tersebar di pulau Jawa dan Bali. Nama Hoka Hoka Bento sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang berarti "bento panas".

Sejarah
Pada tanggal 18 April 1985, Hoka Hoka Bento pertama kali didirikan dibawah naungan PT. Eka Bogainti. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 di Jakarta oleh Hendra Arifin. Dengan restoran pertama berlokasi di Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Hoka Hoka Bento menyajikan makanan Jepang yang variatif, higienis, cepat saji dengan harga relatif terjangkau serta suasana yang nyaman. Hal ini menjadikan Hoka Hoka Bento sebagai restoran dengan konsep “Japanese Fast Food” terbesar di Indonesia. Hendra sebagai pemilik PT Eka Bogainti tertarik mengembangkan restoran cepat saji ala Jepang karena pada 1985 konsep itu belum ada di Indonesia. Ia pun melakukan studi banding ke Jepang dan kemudian membeli izin untuk menggunakan merek dan asistensi teknis Hoka Hoka Bento di Indonesia. Awalnya, Hoka Hoka Bento di Jepang berbisnis makanan take away (pesan ambil/bawa pulang). Kini, Eka Bogainti memiliki penuh hak cipta atas merek merek Hoka Hoka Bento. Sementara itu, usaha serupa dengan merek sama yang ada di Jepang sudah tidak ada lagi. Meski menawarkan masakan Jepang, kepemilikan merek Hoka Hoka Bento adalah 100 persen dimiliki warga negara Indonesia.
Pada tahun 1990 Hoka Hoka Bento pertama kali membuka restoran di luar Jakarta, yaitu di Bandung. Hingga kini terdapat 17 gerai di kota ini. Hoka Hoka Bento pertama kali membuka gerainya di Surabaya pada tahun 2005, dan hingga kini terdapat 13 cabang di Surabaya. Pada 2008 dibuka pula gerainya yang pertama di kota Malang. Pada tahun 2010 Hoka Hoka Bento mengembangkan sayapnya ke wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.

Produk
Hoka Hoka Bento menyajikan berbagai makanan Jepang cepat saji, akan tetapi tidak seperti cara penyajian restoran cepat saji pada umumnya, gerai restoran ini disusun memanjang seperti bufet kafetaria di mana pelanggan bergerak sepanjang meja bufet baja antikarat berpemanas, sambil memilih berbagai jenis pilihan makanan, minuman dan hidangan penutup. Hoka Hoka Bento menyajikan baik menu satuan a la carte atau paket.
Restoran ini menyajikan berbagai masakan Jepang populer, mulai dari tumisan (seperti yakiniku, teriyaki, burakkupeppa dengan pilihan daging sapi atau ayam) gorengan (seperti katsu; ekkado; ebi furai; spicy chicken; tori baaga; serta kani, egg chicken, dan shrimp roll), sukiyaki, shumai, gyoza, hingga salad dan sup (seperti sukiyaki, chicken tofu nana sen, shrimp ball nana sen) baik satuan maupun paket. Selain itu tersedia pula Tori Pop Corn dan minuman dan hidangan penutup khas seperti konyaku dan lemonade nana sen, es ogura, koori konyaku, dan puding. Meskipun menampilkan diri sebagai restoran Jepang, tetapi masakan Jepang yang disajikan di restoran ini telah disesuaikan dengan selera Indonesia, misalnya rasa yang lebih kuat dan juga menyajikan sambal manis pedas yang digemari orang Indonesia. Restoran ini memang dirintis dan dimiliki oleh orang Indonesia, bukan Jepang, sehingga memang tidak menawarkan masakan Jepang otentik.

Sabtu, 20 Oktober 2012

                                    BISNIS KEMASAN DARI USAHA MAKANAN
Strategi pemasaran bisnis memang tidak pernah ada matinya. Sampai hal-hal terkecil pun bisa menjadi strategi unik untuk mengembangkan sebuah bisnis. Salah satu yang berpengaruh terhadap pemasaran adalah kemasan produk. Kemasan yang menarik, bisa menjadi bahan pertimbangkan konsumen saat memilih sebuah produk tertentu.

Bersama sang suami, Maria Magdalena mendirikan CV D&D Indonesia sejak tahun 2008 di Cengkareng, Jakarta. Sebelum melakoni usahanya di bisnis industri kemasan, Maria adalah seorang pengusaha makanan. Ia memasok produknya, seperti kemplang, kacang mete, ikan, dan lainnya, ke beberapa peritel modern.

Usaha makanan ini sendiri, mulai digeluti Maria sejak 2005. Lantaran menjadi pemasok ritel, Maria pun dituntut untuk mengemas produknya sesuai dengan standar yang ditetapkan peritel. Lantas, ia pun membuat kemasan yang eye-catching untuk memikat pembeli.

Karena kemasannya cukup menarik, banyak pelaku usaha sejenis yang berguru kepadanya. "Saya pun berpikir, kenapa kemasan tidak dijadikan lahan bisnis baru buat kami," kata Maria.

Untuk memulai bisnis ini, Maria tak merogoh kocek yang cukup dalam. Awalnya, ia hanya membeli tiga mesin kemasan seharga Rp 3.750.000, kini, Maria sudah memiliki 19 mesin kemasan.

Maria cukup beruntung. Dalam mengembangkan usahanya, banyak pinjaman yang mengalir ke kantongnya. Awalnya, ia mendapat kucuran dana dari BRI sebesar Rp 20 juta. "Kami menggunakan program pinjaman rekening koran," kata Maria.

Tak hanya kredit bank, Maria juga mendapatkan pinjaman dari perusahaan telekomunikasi pelat merah. Ia mendapat pinjaman dalam bentuk dana PKBL dari Telkom. "Awalnya Telkom meminjami Rp 50 juta, kemudian saya pinjam lagi Rp 100 juta," kata Maria.

Dengan pengalamannya dalam hal permodalan ini, ia pun mengimbau kepada pelaku usaha kecil untuk tak pernah takut mengajukan pinjaman kepada perbankan. Sebab, dana pinjaman jika bisa diatur dengan baik, sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha.

Setelah bisnis kemasannya makin berkembang, Maria mulai melirik lahan baru. Tapi, tak jauh dari kemasan, ia menawarkan jasa konsultasi kemasan.

Alhasil, kini, Maria memiliki tiga unit bisnis. Yakni, bisnis pemasok makanan dengan merek D&D Food, bisnis kemasan dengan mengusung merek D&D Pack, serta jasa konsultasi kemasan.

Untuk usaha makanan, Maria menjalin kerja sama dengan beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pemasok makanan. Meski UKM itu telah memiliki merek sendiri, mereka harus memakai merek D&D Food.

Maria bilang, pemakaian merek D&D Food ini untuk menyiasati adanya biaya trading term yang dikenakan oleh peritel. "Kalau tidak memakai brand kami, dan UKM itu memakai merek sendiri, akan memberatkan mereka untuk membayar biaya trading term," ujarnya.

Nah, untuk pengusaha yang memesan kemasan kepadanya, ia akan mencantumkan stiker D&D Pack pada kemasan. "Tujuannya, supaya orang tahu bahwa kemasan itu juga buatan kita," katanya.

Pelanggan yang menggunakan kemasan bikinan D&D Pack pun cukup banyak. Mereka berasal dari seluruh Indonesia. Salah satunya adalah keripik Balado asal Padang dengan merek Christine Hakim.

Kini, usaha kemasan milik Maria sudah berkembang. Ia mempekerjakan 19 karyawan untuk menghasilkan ribuan produk kemasan. Setiap bulan, Maria pun mampu mengantongi omzet rata-rata sebesar Rp 200 juta. Banjir order kemasan akan datang, setelah memasuki semester kedua hingga akhir tahun. Jelang bulan Ramadan juga menjadi waktu panen bagi Maria.

Meski sudah berkembang, Maria tidak pelit untuk membagikan ilmunya soal kemasan ini kepada para pelaku UKM. Saat ini, ia aktif memberi penyuluhan lewat Departemen Perdagangan maupun Departemen Perindustrian.

Ia juga membantu UKM-UKM yang mengalami kendala dalam kemasan, termasuk konsultasi izin usaha, konsultasi membuat kemasan, membuat bar code, izin sertifikasi halal, standar produk makanan internasional dan lain-lain.
WWW.INTERNET.COM